ibuguruchantik.blogspot.com
Selasa, 28 Juli 2020
Toilet Training
Rabu, 17 April 2019
Berdamai dengan tantrum
Bismillah.
Assalamualaikum moms..
Kalau di blog beberapa waktu lalu saya bercerita mengenai pekerjaan full time di rumah kali ini saya mau sharing hasil belajar melalui kulwap bersama Om Ge @latihati.
1. E = emosi = reaksi = ekspresi yg muncul akibat situasi yang saat itu dia alami.
2. S = strategi = aksi = cara yang anak pilih dan anak pakai untuk mencapai tujuan saat itu.
Atau bahkan S bahaya? Atau mungkin S aman?
Nah untuk lebih jelasnya moms bisa baca di #infolatihati yaa. Di sana jelas sekali penjelasan dan gambar dari Om Ge.
Lagi dan lagi perlakukan sesuai jenisnya yang tadi sudah disebutin yaa. E atau S? Hehe..
Jadi ibuk perlu observasi dulu ya, kapan aja anak mulai menggigit jadi bisa terlihat emosi atau reaksi, begitu kah om?
perilaku gigit itu emosi ato strategi.
prinsipnya..
kalo e aman.. artinya anak lg berduka. Jadi dia butuh kesempatan untuk berduka.
masalahnya.. masyarakat kita terbiasa melarang org merasa.
-
klo s aman.. tgt ortu setuju/ga dia pake cara itu utk mcapai tuj dia saat itu. klo ga setuju, brati perlu bikin dia gagal. jd.. abaikan lahbat krn yg diganggu mmg perasaan.
klo s bahaya.. abaikan pelaku lahbat sambil amanin korban.
Senin, 15 April 2019
Menjadi ibu full time? Yakin ga rugi?
Assalamualaikum teman teman #Ibuguruchantik ðð
Lama banget yaaaa tidak bersua, setahun lalu full banget sibuk ngurus anak pertama si Abang. Maklum ibu baru, semua serba banyak tanya dan googling+ upgrade ilmu parenting pastinya. Gak berasa bangeet setahun lalu blog bener2 bersih dari sentuhan tanganku ð
Tahun ini, insha Allah mulai berbagi pengalaman lagi yaa..
Blog saya kali ini mau sharing menjadi ibu full time di rumah dengan dua bayi yang bedanya 19bulan saja. Gimana moms? Stress kah?
Pelajaran yang saya ambil ketika anak pertama dan saya masih bekerja adalah kurangnya qualitytime saya dengannya, walaupun weekend pasti waktunya kita buat si kecil. Tapi itu kurang banget. Padahal perkembangan setiap harinya itu berharga banget ya moms..
Kedua, saya blm lolos mengASI 2th. Ketika usia si Abang udah 12bulan, saya sudah mengandung si adek dan beberapa kali flek. Sehingga dokter mengharuskan saya untuk menyapi Abang. Huhu sedih ya, tapi itu sudah jd konsekuensi ibu saat itu. Berbagai drama pun terjadi ketika menyapi. Ibu lemah liat anak sendiri di sapi, tapi tetap harus terlihat kuat.
Ketiga, adanya campur tangan kakek dan nenek dalam pola pengasuhan. Yaa, ini memang gak bisa dipungkiri yaa, secara saya memang menitipkan si Abang ke nenek (re:ibu mertua) saya. Saya pun seorang ibu muda baru yang masih harus banyak belajar. Sebenernya permasalahan ketiga sudah pernah saya bahas di blog saya sebelumnya *aku, ibuku, dan anakku* jadi bisa dilihat disitu ya moms ð
Selanjutnya itu Lelah moms. Ga bisa di pungkiri sebagai ibu pekerja di luar rumah dan sampai rumah menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang melelahkan sekali. Walaupun menjadi ibu fulltime di rumah jangan disangka tidak lelah ya moms, lelahnya berkali lipat. Tapi terbayar dengan melihat perkembangan si kecil, senyum, tawa, bahkan tangisnya, dan insha Allah menjadi keberkahan tersendiri yaa buat keluarga kecilnya serta pak suami.
Dari permasalahan tersebut saya banyak berpikir ulang untuk melakukan hal yang sama ke si adek. Tidak mudah memang, sebagai wanita yang sudah biasa bekerja di luar rumah dan memutuskan untuk full time di rumah. Tapi, berkat dukungan suami pastinya saya memberanikan diri untuk melayangkan surat resign ke tempat saya bekerja. Perjuangan dimulai setelah saya melahirkan si adek. ð
Pasca melahirkan adek, yang memang perkiraannya lebih cepat dari due date nya itu membuat saya jg takut. Karena maju 1bulan dari perkiraan. Alhamdulillah adek kuat dan cukup berat lahir di dunia sehingga tdk perlu adanya bantuan alat nicu untuk bayi. Saya hanya menginap semalam di RS dan diperbolehkan langsung pulang.
Saya dan suami memang memantapkan diri untuk mengurus anak anak kami sendiri. Bukan kami ga percaya sama nenek dan kakeknya, bukan kami menghindar dari mereka terlebih bukan karena kami mau memisahkan jarak antara cucu - kakek nenek.
Tapi, kami memang ingin berusaha belajar mandiri mengurus buah hati kami. Seminggu setelah suami saya cuti dari kantornya, walaupun dengan hati yang deg degan karena bertigaan di rumah dengan bayi baru lahir+bayi 18bulan di rumah saya beranikan diri untuk di rumah saja.
Hampir dua pekan pasca saya melahirkan, saya seperti terjadi pendarahan yg terus menerus. Darah beku yg dikeluarkan cukup banyak hingga membuat saya khawatir akan hal ini. Searching dan banyak tanya dengan yang lebih berpengalaman menjadi tugas saya kala itu. Akhirnya saya ke bidan untuk cek adakah yg salah dengan jahitan saya? Tp ternyata tdk ada masalah. Darah beku yg keluar berasal dari dalam tubuh. bidan menganjurkan untuk periksa ke dokter jika ini terjadi lebih dari dua hari berturut-turut. Alhamdulillahnyaitu hanya terjadi sehari semalam saja.
oke itu sekilas tentang proses melahirkan saya yaa...
back to topic ya, jadi si abang yang berusia 18 menginjak 19 bulan ini sedang masa transisi jadi abang beneran. Sejujurnya kalau di depan adeknya dia sayang, suka ciumin adek. Tapi ya namanya anak masi kecil jadi emang harus dijagain bgt kalau mau deket2 adeknya, walaupun saya dan ayahnya juga tidak mau membatasi sentuhan dia dengan adeknya. Belakangan si abang suka tantrum tdk jelas. Jadi apa yang dia mau harus dituruti. Saya sampe bingung harus seperti apa ketika tantrum mulai melanda. Kalau dari buku-buku yang saya baca, kita sebagai OT harus kuat dan sabar ketika itu terjadi. Biarkan saja dia menangis, nanti kalau sudah coolingdown baru kita ajak bicara. Tapi yaaaa, itu hanya teori. Nyatanya prakteknya tidak semudah yang dibayangkan. Itu tetap saya lakukan ketika si abang tantrum, saya dan ayahnya sekuat tenaga coba untuk cuek ketika apa yang dia mau tidak semuanya bisa dia dapatkan walaupun prosesnya lama (karena nangis guling2 semakin menjadi). Setelahnya biasanya kami lakukan afirmasi walaupun abang belum banyak tahu kosakata. Itu yang kami lakukan ketika di rumah. Yang sulit kami kendalikan adalah ketika di rumah kakek atau mbahnya. Karena jarang ketemu jadi setiap ketemu yaa apapun yang di mau bisa jadi miliknya. ini masih menjadi PR saya dan suami untuk menyamakan program di rumah yang kami lakukan dengan di rumah kakek atau neneknya.
bismillah yaa...
Lain abang lain lagi si adek..
iyaa, setiap anak kan emang beda-beda yaaa, apalagi adek masi teramat imut buat ibuk..
Jadi, saya awalnya yakin gak akan kena syndrom baby blues atau stress pasca melahirkan karena ini kali kedua saya melahirkan. Dengan percaya dirinya saya santai banget ngurusin adek. Dimulai dari ASI yang kala si abang diawal keluar hanya sedikit dan ditambah sufor 5ml di awal dia lahir. Nah, si adek ini alhamdulillah setelah semaleman nangis karena asi yang keluar hanya setetes dua tetes, malemnya alhamdulillah asi ngucur. Yang tadinya pasrah kalau adek diawal akan sama seperti abang tapi nyatanya beda ya..
Si adek alhamdulillah masi asi ekskusif sampai saat ini. Selama di rumah pun tidak banyak begadang karena si adek bangun hanya nyusu dan tidur lagi, begitupun tengah malem. Saya merasa senang karena tidak banyak begadang. Tapi, itu hanya dua pekan. Selanjutnya saya mulai merasakan depress pasca melahirkan. Mulai dari begadang lagi, si adek yang tidak kunjung tidur sampai adzan subuh berkumandang baru terlelap tidur, ibuk yang kurang tidur dan pekerjaan rumah terbengkalai. Malam itu, bener-bener deh nangis sejadi-jadinya dan meluapkan semuanya ke suami. Alhamdulillahnya dan mudah-mudahan hanya terjadi malam itu saja.
Di sini saya mau menekankan bahwa kerja sama antara ayah dan ibu dalam sebuah rumah tangga itu sangat penting banget. Gak kebayang gimana keadaan saya saat malem itu kalau suami diem aja dan tidak menguatkan saya yang sedang kalut kala itu. Dan mau saya tekankan juga bahwa title ga selamanya membuat kita harus bekerja dengan orang lain terus-terusan. Bekerja di rumah dengan ikhlas dan lillahi taala akan menjadi lebih berkah dalam memanfaatkan title yang kita punya. Bonusnya bisa lihat perkembangan anak-anak kita sendiri. :)
Sedikit sharing saya di atas, semoga bisa menambah pengalaman dan membantu teman-teman yang lagi galau pilih bekerja di rumah atau di luar rumah? hehehee...
yang pasti semua harus diputuskan dengan hati yang dingin, tidak dalam keadaan emosi yaaa...supaya tidak menyesal nantinya.
wassalamualaikum ..
Kamis, 02 November 2017
40 hari pertama di dunia
Assalamualaikum sahabat ibuguruchantik.com sudah lama yaa tidak berjumpa, maklum menulis masih belum menjadi prioritas dan butuh mood serta pengalaman yg bagus supaya bisa nulis lagi 😂 (jangan ditiru loh)
Disini, kami mau sedikit share mengenai kehamilan pertama ibu muda sampai pada proses kelahiran dan 40 hari pertama.
Satu bulan setelah pernikahan, alhamdulillah saya yg baru membina keluarga kecil ini positif hamil. Terbilang cukup cepat kami bisa di amanahi malaikat kecil. Trimester pertama adalah hal yg cukup rentan bagi janin, pada awal trimeater ini saya mengalami flek yang membuat saya harus bedrest selama 1minggu full. Alhamdulillah setelah bedrest janin dalam kandungannya masih baik baik saja. Saya yang mengandung pun pada trimester ini tidak banyak mengalami morningsick, alhamdulillah. Namun, awal trimester kedua saya baru mulai mengalami mual di pagi hari dan tidak bisa masuk makanan. Setelah coba dikonsultasikan ke dokter S.PoG , dokter menyarankan agar minum vitamin kalsium pada malam hari menjelang tidur. Pola ini alhamdulillah cocok untuk saya. (Boleh loh, kalo ada yg merasakan hal yg sama di coba) :)
Pada trimester kedua ini karena saya memang memiliki postur tubuh yg tinggi sehingga membuat perut yang berisi janin ini kurang terlihat dari luar. Namun, jangan berkecil hati karena sama sekali tidak ada masalah dengan janinnya. Janin masih dalam keadaan sehat. (Tidak perlu sedih ya buuu). Pada trimester ini awal mula saya dan suami mulai bisa merasakan tendangan kecil dari bayi.
Memasuki trimester ketiga, perut saya mulai terlihat lebih besar, BB pun semakin naik. Hampir 1kg tiap bulannya bahkan lebih. Ini baik bu, jadi tidak perlu khawatir asalkan dikonsultasikan terus pada yang ahli yaa...
Menjelang 38 minggu, BB saya sudah melebihi batas. Dokter meminta saya untuk mengurangi konsumsi karbohidrat, karena akan bahaya jika terlalu gemuk. Dan, karena saya bukan orang yang biasa diet saya pun mengalami kesusahan mengurangi karbo karena saat itu memang napsu makan semakin tinggi. Jadi biasakan makan tdk terlalu banyak karbo ya bu ibu untuk mengurangi kelebihan berat badan di akhir trimester.
Pada umumnya kelahiran bayi ada pada minggu 38-40. Jika sesuai HPL, bayi ini lahir pada awal bulan Oktober. Namun, pada pertengahan bulan september tepatnya 38 minggu saya sudah mengalami keram perut pada tengah malam. Awalnya saya mengira hanya sakit perut biasa BAB. Tapi berkelanjutan terus setiap 5 menit sekali. Alhamdulillah saat itu suami siaga. Suami saya juga bingung karena merupakan pengalaman pertama. Ayah ibu mertua pun semua kami hubungi namun tidak ada yang bisa. Akhirnya kami order mobil online untuk ke rumah orang tua, karena kebetulan bidannya ada dekat rumah orang tua kami. Selama diperjalanan saya terus merasakan sakit perut yang amat sangat setiap 5 menit sekali. Nikmat mana lagi yang kami dustakan bisa mengalami ini..
01.30 kami sampai di rumah orangtua, kami lgs menghubungi bidan dan ibu bidan bilang bisa kesana. Akhirnya kami pun kesana. Ketika diperiksa baru pembukaan 2. Di sana, saya pun terus merasakan sakit perut. Alhamdulillah suami saya setia mendampingi disamping saya. Sakit perut yang dirasakan tidak bisa tertandingi dengan apapun. Subhanalloh, merasakan lapar dan haus serta ngantuk karena belum tidur campur aduk. Diisi makanan keluar semua, hanya air teh manis hangat yang bisa diminum.
Pukul 04.00 saya sudah tidak kuat lagi, saua menangis histeris dan bilang kepada suami saya untuk memanggil ibu bidan. Setelah azan subuh, sakit itu amat sangaat berasa. Akhirnya saya di bawa ke ruangan bersalin.
Dan memang sudah saatnya bersalin. Proses yang begitu berat untuk semua ibu, perjuangan hidup dan matinya untuk sang anak tercinta. Disitu, peran sang suami sangat penting ketika mendampingi. Apapun dilakukan suami saya supaya bisa mengurangi rasa sakit yang saya rasakan. Alhamdulillaahirobbilalamin, pukul 06.15 malaikat kecil itu hadir di dunia.
Perjuangan belum berakhir setelah melahirkan. Tidak semudah yang dibayangkan, sampai 40 hari setelah melahirkan saya dan bayi tidak boleh pergi kemana pun kecuali ke bidan untuk kontrol. Hal yang amat sulit untuk saya karena sehari-harinya bekerja dan keluar rumah harus di dalam rumah 40 hari lamanya. (Ini banyak dilakukan oleh orangtua jaman dahulu, karena masih 'sawan' bahasanya). Kamipun mengikuti aturan tersebut.
Perjuangan saya dan suami di mulai di hari kedua pasca lahir, ASI saya belum banyak sedangkan baby terus menerus menangis karena tdk ada ASI nya. Saya kebingungan mau berbuat apa lagi, akhirnya dibeli lah susu formula oleh suami saya dan diminum hanya 50ml. Si kecil kami langsung terlelap tidur. Sedih rasanya ASI belum keluar banyak dan anak nangis terus menerus.
Hari berikutnya alhamdulillah ASI sudah keluar banyak. Si kecil tidak lagi konsumsi sufor. Tugas saya adalah banyak makan sayuran penghasil ASI yg banyak. Seperti daun katup, sayur bayam, kacang hijau, dan masih byk lagi.
Belum selesai permasalahan mengenai ASI, ketika ASI sudah keluar banyak namun respon anak seperti tidak enak itu juga sangat menyedihkan. Mungkin saya sangat sensitif terhadap respect anak atau saya terlalu parno sehingga apapun menjadi masalah.
Setelah banyak bertanya, browsing, dan penguatan dari ayah si baby akhirnya saya sedikit lega. Kenapa? ASI sudah dirancang sedemikian rupa agar keluar dari payudara ibu. Maha Benar Allah dengan segala kuasaNya. ASI tidak ada yang tidak enak. Mungkin cara menyusui saya yang belum nyaman untuk si kecil, atau mungkin puting saya yg belum dibersihkan. Sedikit saran, usahakan bersihkan area puting dan aerola dengan air hangat sebelum menyusui agar steril. Selesai permasalahan ASI..
Perjuangan lagi dengan ronda tiap malem jagain baby. Malam malam disaat orang lain terlelap tidur, kami menjaga bayi yg melek dini hari. Berulang seperti itu setiap harinya. Ini membuat saya lelah dan bisa terkena syndrom baby blues. Menjadi ibu tidak semudah yang dibayangkan. Baru merasakan pengorbanan seorang ibu yaa setelah mengalami melahirkan.
Pasca melahirkan banyak sekali pantangannya. Tidak boleh makan pedas, dan makan aneh2. 2 minggu pasca lahir si kecil langsung kami aqiqahkan. Alhamdulillah rezekinya ada, saya dan suami juga jadi tenang. Kami hanya mengundang keluarga saja untuk acara aqiqah si kecil.
Disamping itu, karena kami juga blm pernah menginap di rumah orangtua selama ini jadi kami merasa tidak kerasan. Rasa bosan pun kembali lagi setelah acara aqiqah. Akhirnya 30 hari setelah lahir, kami beranikan diri bilang ke orang tua untuk pulang ke kontrakan kami.
Di sana saya berusaha mandiri mengurus si kecil dan ayahnya. Alhamdulillah sedikit repot namun lebih lega di rumah sendiri.
Pada intinya, saya ini mengalami syndrom pasca lahir sampai 40 hari melahirkan. Terlalu banyak input yang didapat sampai susah untuk menuangkannua seperti apa. Mudah jika dibayangkan, namun sulit untuk dijalankan. Alhamdulillah selesai 40 harian bisa sedikit legaa dan bisa kemana-mana. Hihii...
Baru 40 hari ya, masi ada hari-hari selanjutnya....
Sedikit sharing dari ibu dan ayah muda jaman now. Yang bagus bisa diambil hikmahnya, yang jelek jadikan pelajaran saja ya..
Jazakumullah khairan katsir. 😅
Jumat, 28 Juli 2017
Minggu, 30 Oktober 2016
Aku, Ibuku, dan Anakku
Sabtu, 20 Agustus 2016
Disiplin Positif
Di awal pertemuan kita, Bu Imelda membuka dengan Ice Breaking yang cukup menarik. Yang saya sendiri bertanya tanya kenapa kok agak berbeda ya pembukanya. Bu Imelda mengajak kita semua yang ada di ruangan untuk berjalan jalan di sekitar ruangan saja dengan tantangan jika melihat temannya dilarang untuk tersenyum apalagi bertegur sapa. Selama kira-kira satu menit kami semua berkeliling kelas tanpa bertegur. Tantangan yang kedua, jika kita bertemu dengan teman kita boleh tersenyum tetapi tidak bertegur sapa. Alhamdulillah dua tantangan ini berjalan cukup baik dan kondusif tanpa suara apapun di kelas. Tantangan yang ketiga adalah jika kita bertemu teman baik yang sudah dikenal ataupun yang belum dikenal bisa bersapa, tersenyum, dan berkenalan. Waah, ini sudah menjadi budaya kita, sehingga semua peserta bisa langsung cair dalam tantangan tersebut. Dari tantangan pertama kita bisa sharing bahwa sangat tidak menyenangkan, sombong, dan bukan type orang Indonesia sekali yang jika bertemu orang lain kita harus cuek bahkan tersenyum saja tidak boleh. Lanjut ke tantangan kedua, ada salah satu peserta yang bilang bahwa ini lebih sulit dari tantangan yang pertama, karena kita hanya bisa tersenyum dengan teman kita tanpa berbicara dengannya. Dan yang ketiga ini sudah sangat menjiwai semua peserta jadi keadaan kelas menjadi lebih hangat dan cair. Semua peserta saling berkenalan satu sama lain. Pemaknaan yang bisa diambil adalah Alhamdulillah semua yang ada di ruangan adalah orang baik. Sehingga ketika melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati kita itu akan sulit dilakukan. Sama halnya dengan murid kita di kelas. Mereka semua adalah anak-anak yang baik. Tanamkan dalam pikiran kita bahwa mereka semua adalah anak-anak yang baik. Satu kegiatan yang mengajak kita untuk berpikir positif.
Selanjutnya, kira-kira 34 peserta diajak untuk membentuk lingkaran yang pangkalnya itu nomer rumah mulai dari nol dan ujungnya nomer rumah tertinggi. Ini dilakukan tanpa suara juga. Hanya dengan isyarat. Setelah membentuk lingkaran, mulai ditanya satu persatu berapa nomer rumahnya. Yang salah bisa langsung berpindah dan teman lainnya membantu mencarikan tempat yang seharusnya. Bu Imelda membimbing dengan sangat baik. Saling tolong menolong. Ketika sudah berurutan, lima orang yang beurutan membentuk 1 kelompok sehingga ada sekitar 5 kelompok. Dari pembentukan kelompok ini pemaknaannya adalah, ketika ada yang salah mengurutkan nomer, Bu Imelda tidak marah bahkan beliau mengajak untuk tolong-menolong di mana seharusnya temannya berada. Sama halnya seperti kita di dalam kelas. Pasti ada beberapa anak yang suka melakukan kesalahan. Tugas kita adalah membantunya dengan mengajak temannya untuk membantu bukan menghakimi anak tersebut. Ini juga bisa kita aplikasikan di dalam kelas. Nambah lagi deh ilmu positifnya...
Dalam kelompok tersebut, orang kelima akan memimpin jalannya diskusi. Orang keempat, akan menjadi juru bicara ketika diminta perwakilan untuk berbicara. Orang ketiga diminta untuk menjadi juru tulis dalam diskusi. Orang kedua bertugas sebagai logistik, yaitu jika memerlukan bahan dalam diskusi maka orang kedualah yang mengambilnya. Dan orang pertama menjadi penopang pemimpin dalam diskusi tersebut. Masing-masing sudah mendapatkan jobdisc.
Bu Imelda sedikit memberikan informasi tentang Kampus Guru Cikal. Bahwa Tema besar dari organinasi ini adalah Berbagi, Praktik, dan Cerdas. Komunitas ini selalu berbagi untuk guru-guru dimanapun berada. sedikit skema komunitas ini
Dari pemaparan tersebut diselingi klip film yang berjudul Matilda. Saya baru sekali menonton cuplikan film ini. Menarik, karena dalam cuplikan tersebut ada guru yang sangat terlihat galak untuk mengajar murid murid yang usianya masih dini. Guru tersebut tidak menyentuk murid, tidak menyakiti fisik tetapi secara psikis anak-anak sangat merasa takut diajarkan olehnya. Waah, saya jadi ingin menonton film ini secara lengkap. hehee..
Tugasnya adalah kita diajak untuk berdiskusi dengan teman satu kelompok apa sih yang dimaksud dengan disiplin? lebih mengarah kepada disiplin positif. Kurang lebih waktunya 15 menit untuk berdiskusi. Dan saya di temani dengan Bu Retno, Bu Diah, Bu Lina dan Bu Ika dalam tim kami. Intinya kelompok kami sepakat bahwa disiplin adalah pembiasaan perilaku positif yang bertujuan untuk mengikuti aturan yang telah disepakati bersama melalui contoh, pembiasaan, dan secara lisan ataupun tertulis, serta komitmen dalam menjalankannya. Cukup panjang yaaa......
Sebelum masing-masing kelompok menyebutkan kata kunci dari yang sudah didiskusikan, Bu Imelda memberitahu bahwa di Kampus Guru Cikal memakai metode Konstraktif Based Learning di mana melibatkan peserta belajar agar lebih aktif dan memberdayakan mereka.
Lanjut lagi ke sesi diskusi. Jadi setelah ditanya 7 kelompok kata kunci ini yang keluar
kesadaran, perilaku, pembiasaan, kesepkatan, taat, teladan, tanggung jawab, aturan, komunikasi, dan ekspektasi atau harapan. Dari kata kunci yang ada, Bu Imelda mencoba untuk menyambungkan dengan apa yang sudah dibuat. Disiplin positif menekankan pada penciptaan lingkungan positif melalui pola komunikasi yang sufatnya membangun dan menguatkan. Tujuan dari disiplin positif itu sendiri yaitu
Banyak yang dikeluhkan oleh guru-guru saat ini, bahwa anak sekarang berbeda dengan anak jaman dulu. Memang Bu, Pak. Aanak sekarang berbeda dengan anak dulu. Tetapi bukan hanya anak yang berbeda, orang tua pun berbeda. Maka guru sekarang juga harus berbeda dengan guru dahulu. Jika anak sekarang lebih banyak nurut sama Gadget karena pada benda tersebut menarik dan berwarna. Contohnya pada games. Games pada Gadget itu sangat menarik, mudah, dan jika kita tidak bisa maka bisa dilakukan secara berulang-ulang tanpa konsekuensi. Guru sekarang pun juga harus banyak memberikan warna warni dalam pembelajaran agar tidak kalah dengan games. Sudah tidak laku guru yang hanya memberikan tugas kemudian pergi meninggalkan murid di kelas. Apa yang terjadi jika pada hal tersebut? Ya, kebanyakan dari murid pasti akan berisik, gaduh, dan ramai karena seolah tidak ada "induk" dalam rumahnya. Bebas melakukan apapun. Dari hal tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa sebenarnya yang perlu di benahi dari dalam diri murid tersebut dulu. Penanaman kebiasaan positif jika tidak ada guru di kelas seperti apa. Jika itu sudah tertanam mudah-mudahan pembiasaan disiplin positif ini bisa berjalan. Tenang, di sini bukan hanya guru yang berperan aktif. Sedikit gambaran menganai disiplin positif
Tugas guru di sini memang yang lebih tercabang, yaitu bisa mengelola kelas dengan baik, memahami tumbuh kembang anak, dan bagaimana strategi dalam mengajarnya. Tetapi ini semua tidak akan berjalan dengan baik jika sistemnya belum baik juga.
So, Disiplin positif yaitu sikap atau perilaku permanen, bertahan untuk jangka panjang, bukan hanya sekedar menghentikan perilaku yang salah.
bukan juga sekedar patuh, tetapi tahu apa yang seharusnya dilakukan dan tahan godaan.
Harus dibangun sejak anak berusia diini.
Berikut strategi kelola kelas yang bisa diaplikasikan di kelas masing-masing :
1. Kerja kelompok
2. Refleksi
3. Tunjuk tangan
4. Bel
5. Bagi tugas (piket)
6. Sikap positif
7. Kesepakatan bersama (aturan kelas)
Naaahh, ini ilmu yang bisa saya sharingkan ke teman-teman mengenai sosialisasi hari ini. Semoga bisa menginspirasi untuk pembelajaran di kelas. Saya biasanya ketika mendapatkan ilmu baru suka menulis, karena saya takut lupa tetapi saya tidak ingin melupakan. Dan ada yang bilang ilmu itu akan hangus dalam waktu 5 tahun. Tetapi dengan menulis ini, saya bisa membaca kapan saja ketika saya lupa. Terima kasih.