Kamis, 02 November 2017

40 hari pertama di dunia

Assalamualaikum sahabat ibuguruchantik.com sudah lama yaa tidak berjumpa, maklum menulis masih belum menjadi prioritas dan butuh mood serta pengalaman yg bagus supaya bisa nulis lagi 😂 (jangan ditiru loh)

Disini, kami mau sedikit share mengenai kehamilan pertama ibu muda sampai pada proses kelahiran dan 40 hari pertama.
Satu bulan setelah pernikahan, alhamdulillah saya yg baru membina keluarga kecil ini positif hamil. Terbilang cukup cepat kami bisa di amanahi malaikat kecil. Trimester pertama adalah hal yg cukup rentan bagi janin, pada awal trimeater ini saya mengalami flek yang membuat saya harus bedrest selama 1minggu full. Alhamdulillah setelah bedrest janin dalam kandungannya masih baik baik saja. Saya yang mengandung pun pada trimester ini tidak banyak mengalami morningsick, alhamdulillah. Namun, awal trimester kedua saya baru mulai mengalami mual di pagi hari dan tidak bisa masuk makanan. Setelah coba dikonsultasikan ke dokter S.PoG , dokter menyarankan agar minum vitamin kalsium pada malam hari menjelang tidur. Pola ini alhamdulillah cocok untuk saya. (Boleh loh, kalo ada yg merasakan hal yg sama di coba) :)

Pada trimester kedua ini karena saya memang memiliki postur tubuh yg tinggi sehingga membuat perut yang berisi janin ini kurang terlihat dari luar. Namun, jangan berkecil hati karena sama sekali tidak ada masalah dengan janinnya. Janin masih dalam keadaan sehat. (Tidak perlu sedih ya buuu). Pada trimester ini awal mula saya dan suami mulai bisa merasakan tendangan kecil dari bayi.

Memasuki trimester ketiga, perut saya mulai terlihat lebih besar, BB pun semakin naik. Hampir 1kg tiap bulannya bahkan lebih. Ini baik bu, jadi tidak perlu khawatir asalkan dikonsultasikan terus pada yang ahli yaa...
Menjelang 38 minggu, BB saya sudah melebihi batas. Dokter meminta saya untuk mengurangi konsumsi karbohidrat, karena akan bahaya jika terlalu gemuk. Dan, karena saya bukan orang yang biasa diet saya pun mengalami kesusahan mengurangi karbo karena saat itu memang napsu makan semakin tinggi. Jadi biasakan makan tdk terlalu banyak karbo ya bu ibu untuk mengurangi kelebihan berat badan di akhir trimester.

Pada umumnya kelahiran bayi ada pada minggu 38-40. Jika sesuai HPL, bayi ini lahir pada awal bulan Oktober. Namun, pada pertengahan bulan september tepatnya 38 minggu saya sudah mengalami keram perut pada tengah malam. Awalnya saya mengira hanya sakit perut biasa BAB. Tapi berkelanjutan terus setiap 5 menit sekali. Alhamdulillah saat itu suami siaga. Suami saya juga bingung karena merupakan pengalaman pertama. Ayah ibu mertua pun semua kami hubungi namun tidak ada yang bisa. Akhirnya kami order mobil online untuk ke rumah orang tua, karena kebetulan bidannya ada dekat rumah orang tua kami. Selama diperjalanan saya terus merasakan sakit perut yang amat sangat setiap 5 menit sekali. Nikmat mana lagi yang kami dustakan bisa mengalami ini..
01.30 kami sampai di rumah orangtua, kami lgs menghubungi bidan dan ibu bidan bilang bisa kesana. Akhirnya kami pun kesana. Ketika diperiksa baru pembukaan 2. Di sana, saya pun terus merasakan sakit perut. Alhamdulillah suami saya setia mendampingi disamping saya. Sakit perut yang dirasakan tidak bisa tertandingi dengan apapun. Subhanalloh, merasakan lapar dan haus serta ngantuk karena belum tidur campur aduk. Diisi makanan keluar semua, hanya air teh manis hangat yang bisa diminum.

Pukul 04.00 saya sudah tidak kuat lagi, saua menangis histeris dan bilang kepada suami saya untuk memanggil ibu bidan. Setelah azan subuh, sakit itu amat sangaat berasa. Akhirnya saya di bawa ke ruangan bersalin.
Dan memang sudah saatnya bersalin. Proses yang begitu berat untuk semua ibu, perjuangan hidup dan matinya untuk sang anak tercinta. Disitu, peran sang suami sangat penting ketika mendampingi. Apapun dilakukan suami saya supaya bisa mengurangi rasa sakit yang saya rasakan. Alhamdulillaahirobbilalamin, pukul 06.15 malaikat kecil itu hadir di dunia.

Perjuangan belum berakhir setelah melahirkan. Tidak semudah yang dibayangkan, sampai 40 hari setelah melahirkan saya dan bayi tidak boleh pergi kemana pun kecuali ke bidan untuk kontrol. Hal yang amat sulit untuk saya karena sehari-harinya bekerja dan keluar rumah harus di dalam rumah 40 hari lamanya. (Ini banyak dilakukan oleh orangtua jaman dahulu, karena masih 'sawan' bahasanya). Kamipun mengikuti aturan tersebut.

Perjuangan saya dan suami di mulai di hari kedua pasca lahir, ASI saya belum banyak sedangkan baby terus menerus menangis karena tdk ada ASI nya. Saya kebingungan mau berbuat apa lagi, akhirnya dibeli lah susu formula oleh suami saya dan diminum hanya 50ml. Si kecil kami langsung terlelap tidur. Sedih rasanya ASI belum keluar banyak dan anak nangis terus menerus.
Hari berikutnya alhamdulillah ASI sudah keluar banyak. Si kecil tidak lagi konsumsi sufor. Tugas saya adalah banyak makan sayuran penghasil ASI yg banyak. Seperti daun katup, sayur bayam, kacang hijau, dan masih byk lagi.

Belum selesai permasalahan mengenai ASI, ketika ASI sudah keluar banyak namun respon anak seperti tidak enak itu juga sangat menyedihkan. Mungkin saya sangat sensitif terhadap respect anak atau saya terlalu parno sehingga apapun menjadi masalah.
Setelah banyak bertanya, browsing, dan penguatan dari ayah si baby akhirnya saya sedikit lega. Kenapa? ASI sudah dirancang sedemikian rupa agar keluar dari payudara ibu. Maha Benar Allah dengan segala kuasaNya.  ASI tidak ada yang tidak enak. Mungkin cara menyusui saya yang belum nyaman untuk si kecil, atau mungkin puting saya yg belum dibersihkan. Sedikit saran, usahakan bersihkan area puting dan aerola dengan air hangat sebelum menyusui agar steril.  Selesai permasalahan ASI..

Perjuangan lagi dengan ronda tiap malem jagain baby. Malam malam disaat orang lain terlelap tidur, kami menjaga bayi yg melek dini hari.  Berulang seperti itu setiap harinya. Ini membuat saya lelah dan bisa terkena syndrom baby blues. Menjadi ibu tidak  semudah yang dibayangkan. Baru merasakan pengorbanan seorang ibu yaa setelah mengalami melahirkan.

Pasca melahirkan banyak sekali pantangannya. Tidak boleh makan pedas, dan makan aneh2. 2 minggu pasca lahir si kecil langsung kami aqiqahkan. Alhamdulillah rezekinya ada, saya dan suami juga jadi tenang. Kami hanya mengundang keluarga saja untuk acara aqiqah si kecil.

Disamping itu, karena kami juga blm pernah menginap di rumah orangtua selama ini jadi kami merasa tidak kerasan. Rasa bosan pun kembali lagi setelah acara aqiqah. Akhirnya 30 hari setelah lahir, kami beranikan diri bilang ke orang tua untuk pulang ke kontrakan kami.
Di sana saya berusaha mandiri mengurus si kecil dan ayahnya. Alhamdulillah sedikit repot namun lebih lega di rumah sendiri.

Pada intinya, saya ini mengalami syndrom pasca lahir sampai 40 hari melahirkan. Terlalu banyak input yang didapat sampai susah untuk menuangkannua seperti apa. Mudah jika dibayangkan, namun sulit untuk dijalankan. Alhamdulillah selesai 40 harian bisa sedikit legaa dan bisa kemana-mana. Hihii...
Baru 40 hari ya, masi ada hari-hari selanjutnya....

Sedikit sharing dari ibu dan ayah muda jaman now. Yang bagus bisa diambil hikmahnya, yang jelek jadikan pelajaran saja ya..
Jazakumullah khairan katsir. 😅