Rabu, 18 November 2015

Andri Pratama

Assalamualikum,
Namaku Andri Pratama, Aku adalah seorang programmer disebuah perusahaan swasta di Jakarta. Cerita lebih detail dari pekerjaanku, sehari-hari aku mengerjakan projek intern mulai dari develop aplikasi mobile maupun aplikasi web. Mungkin itu saja yang bisa aku ceritakan tentang pekerjaanku, selain melakukan rutinitas sebagai programmer aku juga banyak mengeksplor diri terutama masalah bisnis dan pengembangan diri, banyak sekali ide-ide yang berlari bebas diotakku mulai dari menjadi petani lobster (itu  sudah aku jalani sejak 2013) hingga mengerjakan projek-projek program sampingan diluar pekerjaan kantor semua itu aku lakukan semata-mata karena tuntutan tanggung jawab yang menjadi penyemangat ku untuk membantu ekonomi keluarga. Ya, karena nama belakangku lah yang membuat ku secara otomatis memiliki tanggung jawab besar ini.

Beberapa tahun terakhir, aku mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik. Nakoda yang pandai membawa ABK dan kapalnya menuju kearah yang lebih baik, kearah yang positif tentunya. Namun ada beberapa kendala yang membuat banyak keraguan yang membuat aku sulit untuk mempercayai diri bahwa aku bisa, pengalaman aku di kampus saat mengetuai sebuah organisasi yang menurutku gagal adalah saat aku tidak bisa mengarahkan organisasi tersebut kearah yang ingin kita tuju sama-sama. Pada saat itu kendala terbesar adalah masalah SDM, kenapa aku merasa gagal memimpin organisasi ini karena aku tidak bisa membawa mereka untuk bisa mempunyai pandangan yang sama tentang arah tujuan memajukan organisasi untuk mencapai prestasi terbaik. 

Dan sampai sekarang aku masih mencari cara bagaimana agar aku dapat memecahkan masalah itu dan beberapa cara sudah aku lakukan, mulai dari ingin masuk sebuah perusahaan digital marketing yang di bangun oleh Kevin Mintaraga perusahaan tersebut adalah XMGravity kenapa Kevin? Karena pada waktu itu aku menemukan artikel wewancara dia yang menjelaskan kisah membangun perusahaannya sampai memanage SDMnya yang menurutku itu menarik karena semua karyawan punya point dari kepribadiannya dan menggabungkan kekurangan dan kelebihan point tersebut menjadi sebuah kelompok yang saling melengkapi. Pada saat perusahaan tersebut membuka vacancy sebagai frontend developer dan aku  mencoba apply namun aku belum beruntung. Dan sampai sekarang aku masih terus mencari cara memimpin yang baik dan mungkin program yang dibuat oleh pak Rhenald Kasali ini adalah program yang aku tepat untuk menjawab segala permasalahan aku.

Keluar dari persoalan kepemimpinan, kebetulan aku memiliki pacar seorang guru SD disebuah sekolas swasta dan semenjak itu aku sering sekali bertukar fikiran mengenai masalah anak-anak bagaimana cara dia mengajar sampai berdiskusi bagaimana sistem pemngajaran di Indonesia. Ada beberapa yang menjadi kegelisahan aku mengenai pengembangan anak terutama masalah kepribadian dan pengembangan bakat anak ternyata masih banyak orang tua dan guru yang tidak menyadari itu. Dan menyamaratakan semua anak yang pintar adalah anak yang pandai matematika sedangkan yang tidak maka dianggap tidak pintar dan aku termasuk anak yang mengalami itu. 

Sejak kecil aku memang tidak menyukai pelajaran matematika dan lebih menyukai pelajaran menggambar atau seni rupa dan akungnya orang tua aku tidak mengetahui bakat itu dan lebih memaksakan anak untuk menguasai pelajaran yang aku benci. Berawal dari situ aku dan pacarku memiliki gagasan untuk membantu menemukan bakat anak sejak dini toh nantinya itu akan terpakai untuk bekal masadepanku berkeluarga begitulah fikiranku. Tidak usah jauh-jauh kepelosok desa atau luar kota, focus kita ke anak-anak yang berada disekitar rumah yang kita ajarkan untuk memupuk kepercayaan dirinya dalam menentukan apa-apa yang dia sukai setelah menemukan bakatnya kita akan support dia dengan memfasilitasi dengan kemampuan yang kita miliki dan mengikut sertakannya dalam kompetisi terkait agar mereka bisa lebih bersemangat. Kita tau kita tidak bisa bergerak hanya berdua oleh karena itu kita mengajak teman-teman lain untuk membantu, namun respon dari mereka sangat negatif karena mereka menganggap itu akan sulit dan butuh proses, sungguh itu sangat mematahkan semangat kami dalam mewujudkan mimpi tersebut. Dan aku lagi-lagi harus berhadapan dengan keraguan, apakah ini akan tetap dilanjutakan atau hanya menjadi mimpi yang takkan pernah bisa diwujudkan.